Ada banyak perumpamaan yang dibuat untuk menggambarkan kehidupan ini.
Salah satunya ada yang mengatakan kehidupan ini bagai mengarungi lautan samudra. Jika kehidupan ini diumpamakan sebagai samudra tentu orang-orang yang ada dalam kehidupan ini bisa kita umpamakan seperti yang sedang mengarungi samudra.
Ada orang yang mengarungi samudra dengan bahtera yang kuat, berlayar dengan pasti menuju suatu arah tujuan yang jelas, tujuan yang menyenangkan, pantai harapan yang penuh keindahan. Itulah perumpamaan orang yang hidupnya memiliki pedoman yang jelas, berada dalam sistem hidup yang jelas(benar) yang akan membawanya kedalam keselamatan dunia dan akhirat.
Ada juga orang yang berlayar dalam bahtera yang jelek, rusak, berlayar menuju suatu arah tujuan yang mereka sendiri belum tahu pasti. Mereka sebenarnya sedang berlayar ke arah pulau yang penuh bahaya. Itulah perumpamaan orang yang hidupnya tidak berada dalam sistem yang benar, yang tidak memiliki pedoman hidup yang benar. Hidup mereka merugi di dunia dan celaka di akhirat.
Ada juga orang yang berada di samudra tapi tidak mempunyai bahtera, mereka terhanyut oleh derasnya gelombang samudra, mereka terombang-ambing tidak jelas arah, kadang berada di dasar lautan kadang muncul ke permukaan. Ini perumpamaan orang yang hidupnya hanya mengikuti hawa nafsunya, meraka hanya sibuk mengejar kesenangan dunia, hidup bermewah-mewahan tidak peduli keselamatan dirinya di akhirat kelak.
Yang terakhir adalah orang yang terjebak di dalam celah sempit dasar lautan yang disebut palung, mereka tidak bisa bergerak bebas, pandangan mereka pun terbatas, bahkan untuk bernapas pun mereka kesusahan. Inilah perumpamaan orang-orang yang hidupnya termarjinalkan dalam kondisi kehidupan yang hedonis seperti saat ini. Bagi mereka hidup ini sangat sumpek, boro-boro mikir masa depan, untuk menghadapi hari ini saja tidak jelas. Mereka terasing secara sosial ekonomi. Mereka tidak mendapatkan perhatian yang selayaknya sebagai manusia, yang seharusnya di bimbing untuk dapat mengarungi samudra kehidupan ini. Parahnya lagi, kadang mereka justru dimanfaatkan, dieksploitasi, untuk mendukung kepentingan ekonomi bahkan politik golongan tertentu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka para pengemis, gelandangan, pemulung dan pengamen. yang benar-benar terpaksa berprofesi seperti itu karena kemiskinannya.
Berfikir membantu mereka tidaklah cukup hanya memberi sesuap nasi, tidak cukup hanya memberi uang koin recehan. Berfikir membantu mereka adalah berfikir bagaimana mengangkat mereka dari dalam palung lautan samudra yang sangat dalam, mengajaknya untuk bersama-sama berada dalam bahtera yang kokoh, menuju pantai harapan yang indah.
Dibutuhkan kepedulian, dibutuhkan suara dari palung hati setiap insan, untuk dapat menyelami palung kehidupan mereka dan mengangkatnya agar bersama-sama dalam bahtera menuju pantai harapan yang indah.
Bandung, 5 Pebruari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar